Kota Puntland, 'kampungnya; para perompak Somalia.
Begitu mendengar ada kapal jadi mangsa perompak, para warga ini pergi ke Eyl dengan pakaian rapi mereka. Ya rapi. Kemeja licin, celana kain, dan dasi. Mereka tiba dengan mobil mewah, Land Cruiser. Menenteng laptop.
Beberapa di antaranya lantas mengaku sebagai akuntan kelompok perompak A. Yang lain mengaku sebagai juru runding perompak B. Yep. Perompakan adalah bisnis teroganisasi di Somalia dan sangat menguntungkan. Ia sudah menjadi epidemi. Semua orang di Puntland ingin jadi perompak.
Asuransi kapal-kapal yang berlayar di Teluk Aden kini telah naik berlipat-lipat. Tercatat sudah naik 10 kali dalam beberapa tahun terakhir. Ini gara-gara warga Somalia di Puntland.
Dan Eyl adalah pusat bisnis mereka. Banyak uang yang mengalir ke kantong dan rekening perompak berasal dari sini. Semua warga Puntland tentu saja tak ingin ketinggalan. Rata-rata duit tebusan kapal adalah 300 ribu sampai 1,5 juta dolar AS.
Perompak yang beraksi di kapal, biasanya 20-50 orang hanyalah sebagian kecil dari mata rantai bisnis perompak. Di belakang mereka, ada lebih banyak orang lagi yang berperan agar tebusan berhasil dibayar.
Sumber BBC di Puntland mengatakan, "Perompak yang beraksi di kapal umumnya dalam kelompok kecil. Tim pertama biasanya malah hanya tujuh sampai 10 orang," kata si sumber.
Mereka menyerang dengan perahu yang cepat. Perahu ini bersenjata lengkap. Begitu kapal kargo sudah dalam genggaman, tim kedua masuk. Tim ini rata-rata sebanyak 50 orang. Mereka disebar di berbagai daerah kapal. Sebanyak 50 orang lainnya menunggu di pelabuhan, berjaga-jaga bila ada hal lain terjadi.
Eyl pun menjadi sibuk. Warga Puntland mendirikan restoran khusus untuk perompak yang bertugas di atas kapal. Mereka juga kirim makanan untuk sandera kru kapal.
Kota ini menjadi surga persembunyian para perompak. Pejabat kota tentu saja sudah mendapat sogokan dari para perompak. Banyak para perompak berasal dari klan suku yang sama. Seperti klan Majarteen, yang juga klan pemerintahan transisi Somalia milik Presiden Abdullahi Yusuf.
Lalu ke mana duit-duit hasil rompakan itu habis? Kota Puntland menjadi bukti betapa uang bisa mengubah segalanya. Rumah mewah bertebaran di sini. Mobil mewah berseliweran di jalan kota. Pemandangan aneh yang tidak biasa di Afrika, terutama di Somalia yang sudah 20 tahunan tidak punya pemerintahan yang berdaulat.
Ketika 'Presiden' Puntland, Adde Musa, ditanya bagaimana daerahnya mendapat duit haram dari hasil rompakan, dia hanya menjawab, "Ini semua melebihi kenyataan."
Tapi aksi perompakan ini ibarat bom waktu yang siap meledak. International Maritime Organisation menyatakan lalu lintas Teluk Aden sangat strategis bagi perdagangan minyak internasional. Lebih dari 30 persen minyak yang diperdagangankan di dunia lewat di jalur ini.
IMO mengkhawatirkan kalau salah satu perompak salah menembak kapal tanker berisi minyak. Ini berakibat fatal, tidak hanya bagi perdagangan minyak internasional tapi juga ekosistem laut sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar