Kategori Artikel dan Berita Kami, Silahkan Dibaca

Say NO tobe Corruptor!!! Get the Corruptor in the Jail!!!

Jumat, 10 Juni 2011

Hati Merdeka, Film Hebat Dari Trilogi Merah Putih. Membangun Nasionalisme Lewat Film. (Ada Videonya)

Republik Madura - Sebagai pembuka coretan ini, saya mau teriak: Merdeka! Hati Merdeka (Merah Putih III), film ini memang saya tunggu sejak akhir 2010 setelah menonton film Darah Garuda (Merah Putih II) pertengahan 2010. Terus terang, sejak era kebangkitan film nasional kita awal 2000-an, trilogi Merah Putih ini menjadi salah satu produksi film terbaik yang pernah dibuat di negeri ini, Indonesia.


Film ini menjadi obat ditengah maraknya film nasional horor berbumbu seks atau film komedi yang juga berbau busuk seks! Ya, kebusukan yang meninggalkan luka bagi saya (dan saya yakin mayoritas penduduk negeri ini) sebagai penggemar film nasional. Saya bilang: film berbumbu atau berbau seks itu film sampah! Kok ya tega para pemain filmnya, sutradara hingga produser film itu bikin film sampah yang mengotori bumi nusantara ini. Terus terang lagi, saya muak melihat sampah-sampah itu!

Nah, 3 film dari trilogi Merah Putih termasuk film Hati Merdeka ini menjadi obat mujarab untuk membuang jauh-jauh luka busuk yang diusung film sampah di negeri kita. Sudah, gak usah dibahas lagi film sampah itu. Mending kembali membahas trilogi Merah Putih.
Seperti saya bilang, film Hati Merdeka merupakan film ke-3 dari trilogi Merah Putih. Film sebelumnya adalah Merah Putih dan Darah Garuda. Saat film Merah Putih 1 diluncurkan bulan agustus 2009, saya bilang ke istri saya: kita harus nonton! Setelah nonton di 21 cineplex Royal Plaza Surabaya, kesan pertama begitu menggoda. Dikemas secara apik.

Film Merah Putih yang memang ber-setting era revolusi 1945 melawan penjajah Belanda ini bukan hanya menyajikan tembakan dan ledakan semata. Tapi juga menggugah heroisme alias kepahlawanan dan nasionalisme. Dalam film itu ditunjukkan, betapa para pejuang revolusioner itu terdiri dari beragam suku di di negeri kita ini. Terdiri atas manusia Indonesia yang berbeda agama, status sosial dan lainnya. Segala perbedaan itu menyatu dalam semangat yang satu: melawan dan mengusir penjajah Belanda dari Indonesia!

Jika kita kebingungan bagaimana membangun nasionalisme kita di kalangan generasi muda yg kian luntur, mungkin lewat film bisa menjadi solusinya. Saya ingat waktu nonton, setiap kata/ dialog yang berisi penyemangat untuk Indonesia yang merdeka, para penontonnya memberi tepuk tangan. Setiap para pejuang itu mampu meledakkan, membunuh atau mengalahkan serdadu Belanda, penonton pun bertepuk tangan. Bahkan saat film selesai diputar, banyak penonton di dalam studio film kembali memberikan tepuk tangan.

Hebat kan? Lah mana ada klo film sampah diberi tepuk tangan kekaguman....???!!! Yang ada selama film diputar sampai film selesai mau keluar studio malah bikin pikiran ngeres!
Film kedua adalah Darah Garuda, film ke-2 dari trilogi Merah Putih yang diluncurkan setahun kemudian, pertengahan 2010. Latar film atau setting-nya tetap sama, yakni suasana revolusioner para pejuang kemerdekaan melawan Belanda. Alur cerita film Darah Garuda merupakan kelanjutan film Merah Putih yang pertama. Saya juga mau bilang, film ini tetap hebat! Bersama istri saya kembali nonton di tempat yang sama, 21 cineplex Royal Plaza Surabaya.

Nah, ini dia film terbaru alias yang ketiga dari trilogi Merah Putih. Film ini menyajikan aksi yang lebih hebat. Jika sebelumnya tidak ada pertempuran laut melawan Belanda, kali ini ada. Film ini baru diluncurkan di semua gedung bioskop di Indonesia (09/06/2011).

Dengan latar belakang masa-masa kelam revolusi di awal tahun 1948, HATI MERDEKA mengikuti perjalanan sekelompok kadet yang kemudian menjadi pasukan gerilya elit setelah kejadian pembunuhan massal para kadet calon prajurit di tahun 1947 (sebuah cerita yang didasarkan kisah nyata tentang perang yang mengakibatkan terbunuhnya kedua paman Hashim pada peristiwa Lengkong tahun 1946). Tahu Hashim? Ia adalah Hashim Djojohadikusumo, produser eksekutif Trilogi Merah Putih ini sendiri.

Diperankan secara apik oleh semua bintang film muda Indonesia (Donny Alamsyah, nominasi sebagai Aktor Terbaik untuk MERAH PUTIH di Festival Film Bandung 2010, T. Rifnu Wikana dan Lukman Sardi, nominasi sebagai Aktor Terbaik dan Aktor Pendukung Terbaik untuk DARAH GARUDA baru-baru ini di Indonesia Movie Awards, bersama dengan Aldy Zulfikar sebagai Pendatang Baru Terbaik memerankan serdadu kecil bernama Budi), Rahayu Saraswati, pemenang Aktris Terbaik di Bali International Film Festival 2009 untuk Merah Putih dan Darius Sinathrya yang memiliki peran terbesarnya dalam film ini.

Setelah menyelesaikan misi yang berakhir tragis dengan kehilangan anggota kelompok ini, kesetiaan kelompok ini kembali diuji dengan mundurnya pimpinan mereka, Amir (Lukman Sardi) dari Angkatan Darat. Tanpa pemimpin dan dengan dirundung kesedihan karena kehilangan mereka, para kadet membawa dendam mereka dalam perjalanan misi mereka ke Bali tempat Dayan yang bisu (T. Rifnu Wikana) tinggal, untuk membalas dendam kepada Belanda. Dayan sendiri menjadi pejuang yang bisu setelah lidahnya dipotong oleh Belanda saat ia tertangkap dalam perang (ada di film Darah Garuda).

Mereka dikirim ke Bali untuk membunuh Kolonel Raymer (Michael Bell, aktor berbakat dari Inggris yang meninggal April lalu), yang telah membunuh keluarga Tomas (Donny Alamsyah) di awal trilogi ini. Tomas telah dipilih sebagai pemimpin baru dari kelompok kadet ini. Menghadapi meriam kapal perang Belanda, Marius yang playboy dan peminum (Darius Sinathrya) harus mengatasi rasa takutnya karena persaingannya dengan Tomas untuk memperebutkan Senja, seorang gadis berdarah biru (Rahayu Saraswati).

Sesampainya di Bali, kelompok taruna ini menyelamatkan Dayu (pemeran baru Ranggani Puspandya) dari kekejaman kelompok milisi KNIL Kolonel Raymer, tapi salah satu dari kelompok kadet ini hampir saja mati terbunuh. Saat teman mereka sedang berjuang antara hidup dan mati, kelompok kadet ini bertemu dengan pemimpin pemberontak bawah tanah Wayan Suta (diperankan oleh penyanyi Nugie). Tomas bentrok dengan pimpinan mereka terdahulu, Amir (Lukman Sardi) saat mereka merencanakan serangan terakhir untuk melawan milisi Raymer yang menimbulkan pertanyaan: Sejauh mana revolusi ini bisa menghancurkan kejahatan dan tetap mempertahankan idealismenya?

Tentang Film

Disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn, HATI MERDEKA mempersatukan tim perfilman mumpuni yang terdiri dari penata sinematografi terbaik Indonesia Yadi Sugandi (LASKAR PELANGI, UNDER THE TREE, THE PHOTOGRAPH) dengan gaya penyutradaraan yang penuh ledakan dan berani oleh sutradara muda berbakat Conor Allyn, yang gaya berceritanya sebagai sutradara terbukti sukses lewat film tahun lalu DARAH GARUDA, yang menggabungkan drama dan action dan gaya naratif yang baik yang telah dibandingkan oleh para kritikus kepiawaiannya seperti film klasik GUNS OF NAVARONE dan THE DIRTY DOZEN.

Bersama-sama, Yadi Sugandi dan Conor Allyn menyutradarai sebuah film perang di darat, laut dan udara yang merupakan sebuah film trilogi terbesar dan terprofesional dalam sejarah bangsa ini. Film yang dikemas dalam gabungan aksi, pembunuhan, twists and turn, intrik, roman, humor dan cerita drama yang kuat yang diperankan oleh para bintang film terbaik Asia Tenggara.
Ledakannya hebat, sama seperti film perang produksi Hollywood



Dikemas dalam film 35 mm dan berdurasi 97menit, HATI MERDEKA berhasil menyatukan para ahli terbaik di bidang efek khusus dan teknis dari Hollywood films. Seperti Koordinator Efek Khusus Adam Howarth (SAVING PRIVATE RYAN, BLACKHAWK DOWN) dan Ahli Persenjataan John Bowring (THE THIN RED LINE, AUSTRALIA, WOLVERINE), dan Koordinator Pemeran Pengganti Scott McLean (THE PACIFIC, MATRIX)

Dengan Yadi Sugandi dan Conor Allyn sebagai sutradara, HATI MERDEKA juga membawa para ahli dari Make-Up and Visual Effects Artist yang juga nominator Academy Award (Oscar): Conor O’Sullivan (THE DARK KNIGHT, SAVING PRIVATE RYAN, BRAVEHEART), Asisten Sutradara Andy Howard (FROM HELL, WANTED, HELLBOY) and Teknisi Efek Khusus Graham Riddell (ROBIN HOOD, BATMAN BEGINS, STAR WARS I, BAND OF BROTHERS, KINGDOM OF HEAVEN).

Disunting oleh penyunting gambar terbaik Indonesia Sastha Sunu dengan musik oleh komposer peraih penghargaan Thoersi Argeswara yang musiknya dimainkan oleh Beijing Philharmonic Orchestra, DARAH GARUDA menampilkan sebuah ensemble cast jajaran para bintang: Donny Alamsyah (FIKSI, 9 NAGA, GIE), Rahayu Saraswati (MERAH PUTIH), T. Rifnu Wikana (KADO HARI JADI, LASKAR PELANGI), Lukman Sardi (QUICKIE EXPRESS, GIE), Astri Nurdin (MERAH PUTIH, SEHIDUP TAK SEMATI), Darius Sinathrya (UNGU VIOLET, D’BIJIS, NAGA BONAR JADI 2), dan memperkenalkan Nugie dan Ranggani Puspandya, yang telah berakting luar biasa sebagai pemberontak Bali dalam HATI MERDEKA.

Berikut cuplikan film HATI MERDEKA yang kami ambil dari youtube:

Film kayak begini baru bisa dibanggain dan dikasih jempol! Mantap? Saya sarankan anda menonton.
Kalau film sampah (horor berbau seks maupun komedi bernumbu seks), saya sarankan TOLAK dan jangan ditonton. Bikin rusak moral! Gak ada yg bisa dibanggain.
Jayalah Indonesia ku! Jayalah film-film nasional kita! Amien!(Mad Topek)

BACA juga gan, 'The Raid', Film Indonesia Pertama yang Masuk Bioskop AS (Plus Cuplikan Filmnya)


Foto dan data film diadaptasi dari: http://www.merahputihthefilm.com/hatimerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Come to Madura Island and Watch Our BullRace Event!

Come to Madura Island and Watch Our BullRace Event!