Kategori Artikel dan Berita Kami, Silahkan Dibaca

Say NO tobe Corruptor!!! Get the Corruptor in the Jail!!!

Kamis, 24 Februari 2011

Perseba Ungkap Kasus Suap PSSI Saat Piala Suratin 2009-2010

Piala Suratin Ditahan Perseba Imbas Intransparansi Di Tubuh PSSI

RepublikMadura - Manajemen Persatuan Sepak Bola Bangkalan (Perseba), terpaksa menahan Piala Suratin, sebuah piala bergengsi yang diperebutkan dalam Liga Remaja U-18. Tindakan tersebut dilakukan, karena ulah dari PSSI sendiri yang dinilai tidak transparan dalam berbagai hal.

Akibat dari penahanan Piala Suratin tersebut, dalam partai final Liga Remaja U-18 yang berlangsung Minggu (20/2) kemarin, dilalui tanpa penyerahan piala bergilir. Dalam partai final tahun 2010-2011 ini, Villa 2000 Jakarta keluar sebagai juara, mengalahkan PSIS Semarang.

Manajer Perseba Bangkalan, Pingky Hidayati, menyatakan, ada beberapa hal yang membuat pihaknya menahan Piala Suratin tersebut. Salah satunya, pihak manajemen Perseba yang merupakan juara bertahan Liga Remaja U-18, sejauh ini sama sekali belum dihubungi oleh PSSI.

“Kami tidak tahu pasti, kenapa PSSI takut menghubungi kami (Perseba). Padahal piala bergilir tersebut ada di kami. Ya, berhubung tidak ada undangan dan permintaan untuk pengembalian secara resmi, sampai sekarang masih ada di kami,” ujarnya, kemarin.

Pingky menjelaskan, selain masalah komunikasi PSSI yang kacau dan takut dengan baying-bayangannya sendiri tersebut. Ada hal lain yang masih dipertanyakan oleh pihak Perseba, yang sejauh ini belum ada jawaban, yakni terkait “dana pelicin” untuk bisa menjadi tuan rumah Piala Suratin 2009-2010 lalu. Di mana, dalam hasil akhir Perseba keluar sebagai juara dan berhasil memboyong Piala Suratin.

Terkait masalah dana pelicin tersebut, Pingky menjelaskan secara detail, kalau pihaknya sudah mentransfer uang sebanyak tiga kali dengan jumlah total Rp175 juta. Untuk transfer pertama, senilai Rp50 juta melalui rekening mantan ketua Pengurus Provinsi (Pengprop) PSSI Jawa Timur, Haruna Soemitro.

Kemudian, untuk transfer yang kedua, senilai Rp25 juta uang dikirim atas nama Ketua Badan Liga Amatir (BLA) Indonesia, Iwan Budiyanto. Dilanjut transfer yang ketiga, atas nama Haruna Soemitro lagi senilai Rp100 juta.

“Sejauh ini, kami masih belum mendapat keterangan resmi terkait uang tersebut digunakan untuk apa saja. Nah, kalau saja PSSI berani mengklarifikasi secara otomatis tidak akan takut mengambil Piala Suratin ini,” ungkapnya.

Perempuan berjilbab ini menambahkan, pihaknya tidak mempunyai tujuan untuk menyita atau memilik piala tersebut. Cuma, sebelum ada pernyataan resmi dari pihak PSSI baik secara lisan dan tulisan, terkait dengan tuntutan manajemen Perseba, pihaknya tidak akan memberikan piala bersejarah tersebut.

“Faktanya, sejauh ini tidak ada komunikasi dari pihak PSSI terkait masalah piala yang masih ada disini,” urai Pingky.

Dia menambahkan, selaku manajer Perseba Bangkalan, sudah melakukan komunikasi dan sekaligus memberi ucapan selamat kepada juara Piala Suratin tahun ini yakni Fila 2000 Jakarta. Dia mengaku sudah kontak langsung dengan ketuanya, yakni Paulus dan sekaligus menjelaskan kenapa piala tersebut terpaksa ditahan.

Hasilnya, pihak Villa 2000 Jakarta sendiri memaklumi, meski terancam tidak bisa selebrasi dan sekaligus membopong Piala Suratin yang menjadi kebanggaan para kalangan pemain muda.

“Antara kami (Perseba) dengan pemenang tahun ini, sama sekali tidak ada masalah. Bahkan, yang keluar sebagai juara bisa memahami kondisi tersebut,” ucapnya.

Atas kejadian penahanan Piala Suratin tersebut, Pingky menghimbau agar PSSI segera mencoret dan memecat Ketua BLA Indonesia, Iwan Budiyanto, karena dinilai sebagai pangkal permasalahan. Kedua, dia meminta agar adanya dana pelicin dan mafia pertandingan diusut tuntas hingga ke jalur hukum.

“Pastinya, kami akan menolak pencalonan Nurdin Halid dalam Kongres PSSI bulan nanti. Nurdin tidak becus memimpin PSSI,” tegasnya. (Mamad Taufik - Bai)

1 komentar:

Come to Madura Island and Watch Our BullRace Event!

Come to Madura Island and Watch Our BullRace Event!