Kategori Artikel dan Berita Kami, Silahkan Dibaca

Say NO tobe Corruptor!!! Get the Corruptor in the Jail!!!

Selasa, 22 November 2011

Tragedi Itu Terulang Kembali Di Gelora Bung Karno!

Republik Madura – Sakit itu pastinya. Awalnya saya tak mau menulis ini. Tapi entahlah, sehari setelah kekalahan semalam (21/11/2011), saya tergerak menumpahkan kekesalan saya lewat postingan ini.

Setelah rentetan kekalahan timnas Indonesia senior (Firman Utina dkk) di babak III penyisihan grup pra piala dunia Brazil 2014, saya dan seluruh publik sepakbola Indonesia sangat berharap Egi Melgiansyah dkk akan memberi obat pelipur lara. Tapi apa daya, timnas U-23 juga keok di final. Lawan Malaysia lagi! Makin sakit karena kalah di kandang sendiri, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Alfred Sinaga gagal saat jadi eksekutor adu penalti.

Damned, kutuk ku dalam hati. Ntah mengutuk siapa. Mungkin lebih layak mengutuk Malaysia saja. Tapi alangkah egoisnya jika harus mengutuk mereka. Toh mereka berprestasi seperti itu dengan kemampuan mereka sendiri. Akhirnya dengan berat hati, aku beri jempol buat tim negeri jiran itu.

Flashback dulu. Saat saya tahu di final akan berhadapan dengan Malaysia, saya bilang ke istri: ini laga ideal. Saatnya membalas kekalahan di piala AFF 2010, pikir ku! Saat itu saya yakin, medali emas Sea Games 2011 cabang sepakbola akan direbut Egi Melgiansyah dkk.
Skuad Garuda Muda Indonesia, Kami Tetap Bangga Pada Kalian!

Senin malam tgl 21 nop 2011. Laga baru sekitar 4 menit, Indonesia sudah berhasil menggetarkan gawang Malaysia. Haaaaaargh………. Aku berseru sambil kepalkan tangan. Setelah it uterus menerus pasukan Rahmad Darmawan ini mengurung pertahanan Malaysia. Tapi tanpa dinyana, lewat serangan balik dan krosing lemah kapten Malaysia, Baddrol, dua centreback kita salah langkah. Bola crossing itu disambut tandukan lemah pemain Malaysia menyusur tanah. Gol! Kiper kita Kurnia Meiga tak mampu menjangkau. Sialan, umpat ku!

Babak I usai, 1-1 untuk kedua tim. Gregetan, aku ajak istri dan anak ku keluar untuk Nobar di Radar Madura. Puluhan orang dah kumpul. Bikin semarak jalannya Babak II yang tetap berakhir 1-1. Saya mulai cemas menghadapi 2x15 menit perpanjangan waktu. Kecemasan yang jadi kenyataan saat adu penalti 3-4 (4-5).

Garuda Muda tersungkur diterkam Harimau Malaya! Berbagai umpatan keluar dari mulut orang yang lagi Nobar tadi malam. Saya lihat di layar lebar, banyak supporter Indonesia yang menangis di tribun SUGBK yang saat itu dipenuhi sekitar 90 ribu suporter Indonesia.

Kekalahan semalam mengingatkan aku pada final Sea Games 1997 di tempat yang sama. Saat itu saya udah SMA kelas 3. Final ini mempertemukan Indonesia vs Thailand. Sayang, Dua eksekutor timnas saat itu, Bejo Sugiantoro dan Ronny Wabia juga gagal. Dua pemain ini merupakan pemain beken dan hebat di era itu. Bejo dikenal sebagai tulang punggung Persebaya Surabaya yang meraih juara liga Indonesia setahun sebelumnya. Aku menggagumi nya. Rony Wabia? Wow....dia saat itu salah satu striker hebat Indonesia selain Widodo Cahyono Putro (sekarang assisten pelatih timnas U-23). Masih inget gol hebat Rony Wabia di Piala Asia 1996 (setahun sebelum Sea Games 1997)? Sebuah gol yang hebat termasuk gol Widodo saat itu. Buat yang tidak tahu, monggo lihat disini videonya: Dua Gol Hebat Timnas Indonesia Saat Piala Asia 1996.

Jika diperhatikan, ada persamaan dari dua kegagalan adu penalti pada dua final Sea Games ini. Dua eksekutor Indonesia yg gagal, baik yang tadi malam dan tahun 1997: sama-sama berposisi centerback dan striker! Gunawan Dwi Cahyo adalah bek tengah timnas Indonesia sama dengan seniornya, Bejo Sugiantoro. Begitu pun Ferdinand Sinaga merupakan penyerang timnas sama halnya dengan Ronny Wabia! Sebuah kebetulan? Mungkin saja.
Lebih menyesakkan kala aku baca berita di portal okezone.com saat baru nyampe rumah sepulang dari Nobar. Diberitakan bahwa 2 suporter Indonesia tewas di dalam stadion. Keduanya meninggal karena terinjak di tengah sesak nya supoter yang masuk lewat pintu 8 SUGBK. Haduuuh......makin sakit hati ini.

Di luar rasa sakit ini, saya bangga terhadap suporter Indonesia. 90 ribu suporter di SUGBK tidak anarkhis. Meski ada kepedihan di hati mereka lewat uraian air mata sebagaimana yg saya saksikan di TV. Ini berbeda kala final Sea Games 1997. Begitu Kurniawan Dwi Yulianto cs kalah lawan Thailand saat itu, amarah suporter tidak terbendung di dalam stadion, termasuk merusak dan membakar bangku stadion.

Tapi yang pasti, kita mesti harus terus bersabar. Ya, puasa gelar tim nasional Indonesia terus berlanjut. Untuk arena Sea Games, kita sudah berpuasa 20 tahun! Terakhir medali emas tahun 1991 di Manila-Filipina. Tapi bagaimana pun, INDONESIA dan GARUDA tetap di dada ku! Tetap semangat, kawan!!! (Mad Topek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Come to Madura Island and Watch Our BullRace Event!

Come to Madura Island and Watch Our BullRace Event!