Kategori Artikel dan Berita Kami, Silahkan Dibaca

Say NO tobe Corruptor!!! Get the Corruptor in the Jail!!!

Kamis, 24 Maret 2011

Nasib Marc Bosman, Pencetus Aturan Bebas Transfer Sepakbola Eropa

Aturan Bosman atau Bosman Rulling sejak 1995 mengubah sederet aturan transfer pemain di Eropa. Pemain sangat diuntungkan secara financial yang melimpah. Tapi nasib penggagas aturan tersebut sungguh bertolak belakang!

Jean Marc Bosman, pemain asal Belgia. Wajah nya terlihat pucat. Rambut bagian atas nya menipis, memperlihatkan usia nya yang kian menua, 46 tahun. Bersama istri nya Carine serta kedua anaknya, Bosman kini tinggal di sebuah rumah kecil dipinggiran kota Liege, Belgia.

Kondisi dalam segala keterbatasan tersebut membuat Bosman menjadi pemabuk dan sangat tergantung pada obat antidepresi.

Bosman memang pernah sangt popular di era 1990-an. Kisah popularitas Bosman berawal saat dia hendak pindah ke klub Dunkerque – Prancis namun mendapat resistensi tinggi dari klub lama nya, RFC Liege – Belgia. Padahal saat musim panas 1990 tersebut, kontraknya bersama Liege sudah berakhir. Karena nya, proses perpindahan klub tersebut tanpa embel-embel uang transfer sepeserpen dari Dunkerque terhadap Liege. Namun Liege tetap mempermasalahkan hal tersebut.

Merasa tidak ada penyelesaian, Bosman kemudian berusaha memperjuangkan nasib karir bola nya. Karena jika tak kunjung usai, karir Bosman di Dunkerque akan digantung. Merasa diperlakukan tidak adil, dia kemudian membawa persoalan ini ke European Court of Justice (ECJ) di Luxemburg.

Setelah melalui perjuangan panjang, 5 tahun kemudian pada tanggal 15 Desember 1995, Bosman memenangkan kasus nya. Kemenangan ini melahirkan aturan transfer baru dalam dunia persepakbolaan, yakni aturan yang meniadakan uang transfer bagi pemain yang sudah habis masa kontraknya alias berstatus free transfer seperti yang dikenal saat ini.

Saat memenangi kasus nya tersebut, Bosman disanjung bak pahlawan serta kucuran financial mengalir untuk dirinya. Dia pun kemudian memiliki 2 rumah besar nan mewah. Sehari-harinya dia bias mengendarai BMW atau 2 mobil Porsche yang juga miliknya. Bosman juga memperoleh dana bantuan segar untuk kasus nya dari FIFPro (asosiasi pemain sepakbola professional dunia) senilai 1 juta pounds atau setara lebih dari 14 Milliar rupiah.

Cerita indah ini tidak bertahan lama. Kala karir bola nya mulai macet, Bosman terjerumus menjadi seorang alkoholik kelas berat. Bahkan menderita depresi akut. Meski kini sudah mulai lepas dari ketergantungan alcohol, Bosman masih harus minum antidepresi.

Bagaimanapun kini nasib Jean Marc Bosman, dunia sepakbola harus mengakui nya sebagai orang yang sangat berjasa besar. Berkat perjuangan nya, kini pemain yang sudah habis masa kontrak bias dengan bebas memilih klub yang ingin dibelanya atau klub yang menginginkan nya tanpa uang transfer sama sekali. Berkat jerih payah Bosman, pemain hebat bias mengulur-ngulur waktu perpanjangan kontrak yang diminta klub nya jika besaran gaji yang diminta nya tidak dipenuhi.

Semisal contoh, Wayne Rooney pernah menolak tanda tangan perpanjangan kontrak di Manchester United, karena gaji yang ditawarkan MUdianggap kurang dengan yang diinginkan Rooney. Mau tidak mau MU akhirnya harus mengalah. Karena jika tidak, MU berisiko kehilangan pemain tersebut saat masa kontraknya habis tanpa mendapat sepeserpun uang transfer.

Banyak klub juga melakukan perpanjangan kontrak dengan pemain penting nya meski masa kontraknya baru habis 2 atau 3 tahun lagi. Hal ini sebagai antisipasi terkena aturan Bosman. Hebat bukan pengaruh aturan Bosman?


*) diolah dari data di jawapos by Taufik Syahrawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Come to Madura Island and Watch Our BullRace Event!

Come to Madura Island and Watch Our BullRace Event!